Maria Patricia Inggriani, Menegaskan Kekuatan Indonesia di Pentas Biologi Internasional

Penantian Maria Patricia Inggriani selama tiga tahun terbayar sudah. Dalam kurun waktu itu, Patty, demikian siswi SMA Kharisma Bangsa ini akrab disapa, mengaku harus menyisihkan waktu ekstra untuk fokus mendalami ilmu Biologi yang digemarinya. Disamping itu juga harus pandai-pandai membagi waktu agar tidak sampai tertinggal materi pelajaran umum di sekolahnya. Kini Patty berhasil memetik buah dari kerja kerasnya itu dengan mempersembahkan medali emas IBO 2015 bagi kontingen Indonesia.

Medali emas yang dipersembahkan Patty dari IBO 2015 yang berlangsung di Aarhus, Denmark, 12-19 Juli, ini menambah perbendaharaan medali emas IBO tim Indonesia. Selama 16 tahun berpartisipasi di ajang IBO, sudah 9 medali emas yang dikumpulkan. Prestasi emas ini sekaligus juga menegaskan kekuatan Indonesia di pentas Biologi internasional.
“Tentunya sangat luar biasa. Aku sampai nggak bisa tidur dan senyum-senyum sendiri saking senangnya. Bisa ikut ke Denmark saja sudah senang banget,” kata Patty.
Patty bersyukur  anak-anak berbakat seperti dirinya mendapat dukungan dari pemerintah. Sebab, tutur Patty, ada juga negara yang ternyata berangkat tanpa dukungan pemerintahnya, bahkan akomodasi ditanggung sendiri. Sementara ada negara lain, Amerika Serikat misalnya, datang dengan fasilitas dan dukungan yang besar. Kata Patty, tentu saja dukungan ini juga berpengaruh secara mental.
“Pembinaan tiga tahap yang kita (Indonesia) lakukan saja menurutku masih kurang. Apalagi sekarang dikurangi cuma jadi tiga minggu, per tahap. Berkurangnya waktu satu minggu itu sangat berarti untuk persiapan yang sebenarnya sudah sangat terbatas, baik waktu maupun fasilitas. Beda dengan Amerika yang di sekolah-sekolahnya sudah  menggunakan alat-alat canggih seperti yang ada diperkuliahan. Jadi para siswanya sudah terbiasa,” jelas Patty. “Yang pasti, pelatnas yang dilakukan selama ini sangat penting dan harus terus dilakukan. Kalau bisa ditambah lagi lama pelaksanaannya.”

Dukungan Sekolah
Patty yang dalam IBO 2015 masuk dalam peringkat terbaik 26 dari 265 siswa (61 negara) sangat bersyukur prestasinya di pentas internasional tetap bisa berjalan seiring dengan prestasinya di sekolah. Patty mengaku, fokusnya pada bidang Biologi tidak lantas menganggu pelajaran lain.
“Konsekuensinya, ya, harus pandai-pandai membagi waktu. Sementara anak-anak lain istirahat atau libur, aku justru harus mengejar ketertinggalan dengan menyelesaikan PR atau ujian susulan. Aku bahkan sampai memanggil guru privat agar pelajaran sekolah yang lain tidak sampai ketinggalan. Memang perlu inisiatif dan kesadaran tinggi,” jelas Patty.
Untunglah SMA Kharisma Bangsa tempat Patty menuntut ilmu juga sangat memberi dukungan penuh kepada anak-anak didiknya yang memiliki bakat lebih. Sekolah juga menyediakan guru pembimbing bagi anak-anak yang pelajaran umumnya terpaksa ditinggal dulu karena ikut olimpiade. “Kebetulan, sekolahku menggunakan kuriukulum nasional plus, jadi aku nggak begitu kesulitan mengejar ketertinggalan.
Menurut Patty, belum tentu sekolah-sekolah umum lainnya punya metode sama dengan sekolahnya. Perlu dipikirkan juga, menurut Patty, metode bagi sekolah-sekolah umum bagaimana cara membagi waktu yang pas antara pelajaran sekolah dan fokus olimpiade.
Prestasi emas IBO 2015 tidak lantas membuat Patty puas. Ke depan, siswa yang murah senyum ini ingin sekali berbuat lebih lewat bakat yang digelutinya. “Aku tidak akan berhenti sampai di sini saja. Aku ingin membagi ilmu kepada adik-adik olimpiad yang akan berpartisipasi pada IBO tahun-tahun berikutnya.
Memang tidak bosan belajar Biologi terus? “Ya, bosan dan ngantuk juga, sih, baca buku tebal-tebal setiap hari. Sekali-sekali, refreshing, dong. Aku juga suka dance dan ice skating, tapi nggak begitu mahir. Maklum, nggak ada waktu buat latihan khusus, he…he...he…”

sumber : siswapsma.org

0 Comments

S Pink Premium Pointer Cool Blue Outer Glow Pointer