Masa awal belajar futsal memang tergolong sulit, banyak
sekali hal untuk diingat sekaligus dan kita sangat takut mengacaukannya.
Belajar teknik, pergerakan, aturan futsal, belum lagi kerjasama dengan rekan
yang susahnya minta ampun!
Bila ditangani dengan cara yang salah, bisa jadi kita berhenti di tengah jalan sebelum benar-benar menguasai bagian mengasyikkan dari permainan ini. Apa saja cara yang salah itu? Berikut ini Futsal Cara Barca punya daftar tiga kesalahan yang paling umum terjadi saat belajar futsal:
Tidak melatih kaki terkuat
Seringkali inspirasi kita bermain futsal bukanlah permainan
futsal itu sendiri, tapi permainan lain yakni sepakbola. Apa klub favorit Anda?
Kalau El Barca, siapa pemain
favoritnya?
Untuk pemain futsal yang terinspirasi menyerang, pemain
favorit biasanya Lionel Messi. Dan Anda tahu sendiri kan Lionel Messi berkaki
kidal? Seorang pemula melakukan kesalahan saat ia melatih kaki kirinya yang
teramat lemah hanya untuk meniru Messi. Butuh waktu dan latihan yang teramat
panjang hanya untuk membuat kaki kiri Anda memiliki keahlian rata-rata alias biasa-biasa saja.
Padahal, bila ia melatih kaki kanan, ia bisa berubah dari rata-rata
menjadi istimewa.
Tentu ada saja yang berargumen, kalau saya melatihnya, kaki
kiri akan menjadi yang kaki terkuat saya. Yah, tentu saja, tapi berapa lama? 5
tahun? 10 tahun? Kita gak punya waktu
selama itu. Futsal level sekolah (SMP dan SMA) hanya ada 3 tahun. Futsal
tingkat kampus punya standar juga 3 tahun, dengan catatan masa kuliah selama 4
tahun dengan 1 tahun sisanya untuk konsentrasi penggarapan skripsi.
Yang lebih repot adalah pemain yang tidak tahu mana kaki
terkuatnya. Kalau begitu, gunakan tips berikut untuk mengetahui kaki terkuat: ingat-ingat kelas olahraga Anda. Ya,
terutama bab atletik. Kaki manakah yang Anda gunakan sebagai tumpuan dalam
lompat jauh? Jawaban Anda itulah kaki terkuat.
Postur tubuh menunduk
Kesalahan berikutnya adalah postur tubuh yang menunduk.
Karena masih berjuang keras dengan skill penguasaan
bola, seringkali pemula terlalu fokus melihat bola di bawah kakinya. Padahal,
postur membungkuk menghalangi visi permainan yang memungkinkan pemain untuk
lebih berkembang.
Alasan sesungguhnya mengapa pemula melakukan kesalahan ini bisa jadi karena rasa takut. Takut kehilangan bola. Karena itu ia terpaku melihat bola d ujung sepatunya agar tidak dilepas. Sekilas memang aman, tapi ini kesalahan besar. Pemain yang menunduk rawan diserobot lawan hanya karena ia tak memperhatikannya.
Tips kecil agar tak menunduk saat dribbling adalah dengan mendorong bola ke depan pada jarak yang
pendek, dan saat diumpan kita mesti berlari menghampiri bola. Dengan begitu
kita tak mesti menunduk saat melakukannya.
Takut bekerjasama
Wujud takut kehilangan bola yang lainnya adalah takut
bekerjasama. Kalau saya ngasih bola
ke teman, giliran saya kapan, dong? Iya
kalau dia ngasih balik. Kalau enggak?
Jawabannya, memang.
Rekan setim Anda belum tentu enak diajak bekerjasama. Bila Anda mengumpannya
belum tentu juga diumpan balik. Tapi, tenang saja. Kalau Anda masih pemula,
seringkali waktu Anda masih panjang
untuk bermain futsal. Anda masih punya banyak pertandingan di depan untuk
dimainkan.
Satu hal yang tak disadari para pemula adalah pada masa
inilah Anda tengah membangun reputasi
sebagai pemain. Reputasi pemain yang individualis atau yang enak diajak
kerjasama? Reputasi ini dinilai dari performa Anda di lapangan. Bisa jadi pada
masa awal Anda bermain futsal terjebak di antara rekan yang individualis.
Karenanya merasa sulit berkembang.
Tapi, nikmati saja. Sebab kalau tidak begitu, Anda tidak
akan merasakan kegembiraan menerima umpan.
Karena itu, fokus Anda saat pertama kali bermain futsal
bukanlah seberapa sering mendapat bola, tapi seberapa sering bekerjasama. Dengan mengumpankan bola kepada rekan
berarti Anda telah memulainya.
0 Comments