Salam pecinta astronomi dan sahabat AN's Blog !! Kembali lagi bersama saya, kali ini saya akan posting tentang siapa aja sih tokoh tokoh astronomi yang telah berjasa selama ini. Langsung aja ya !
Anaximander (610-546 sM) – Seorang ilmuwan
Yunani yang sering disebut sebagai “Bapak Ilmu Astronomi”. Ia menganggap
bentuk Bumi sebagai silinder dan angkasa berputar tiap hari
mengelilinginya.
Aristharkus (abad ke-3 sM) – Seorang ilmuwan Yunani
yang percaya bahwa Matahari adalah pusat alam semesta. Ia orang pertama
yang menghitung ukuran relatif Matahari, Bumi dan Bulan. Ia menemukan
bahwa diameter bulan lebih dari 30% diameter Bumi (sangat dekat dengan
nilai sebenarnya yaitu 0,27 kali diameter bumi). Ia juga memperkirakan
bahwa Matahari memiliki diameter 7 kali diameter Bumi. Ini kira-kira 15
kali lebih kecil dari ukuran sebenarnya yang kita ketahui saat ini.
Aristoteles (384-322 sM) – Seorang ilmuwan Yunani yang percaya bahwa Matahari, Bulan dan
planet-planet mengitari Bumi pada permukaan serangkaian bola angkasa
yang rumit. Ia mengetahui bahwa Bumi dan Bulan berbentuk bola dan bahwa
bulan bersinar dengan memantulkan cahaya Matahari, tetapi ia tak percaya
bahwa Bumi bergerak dalam Antariksa ataupun bergerak dalam porosnya
James Bradley
(1693-1762) – Seorang ahli astronomi Inggris yang menemukan
penyimpangan yang disebut Aberasi Sinar Cahaya di tahun 1728, yaitu
bukti langsung pertama yang dapat diamati bahwa Bumi beredar
mengelilingi Matahari. Dari besarnya penyimpangan ia menghitung
kecepatan cahaya sebesar 295.000 km/dt. Hanya sedikit lebih kecil dari
nilai sebenarnya (299.792,4574 km/dt, US National Bureau of Standards).
Tycho Brahe (1546-1601) – Seorang ahli astronomi Denmark, dipandang sebagai pengamat terbesar
di jaman pra-teleskop. Dengan memakai alat bidik sederhana, Brahe
mengukur posisi planet dengan ketelitian yang lebih besar dari siapapun
sebelumnya. Hal ini memungkinkan asistennya, Johannes Kepler untuk
memecahkan hukum gerakan planet. (Lihat gambar)
Nicolaus Copernicus (1473-1543) – Seorang ahli astronomi Polandia yang mencetuskan pandangan
bahwa Bumi bukanlah pusat alam semesta sebagaimana pandangan umum pada
masanya, melainkan mengitari Matahari seperti planet lainnya. Pola
berani ini disajikan dalam bukunya Mengenai Perkisaran Bola-Bola Angkasa
yang terbit ditahun wafatnya. Polanya itu lebih memudahkan penjelasan
tentang gerakan planet sesuai pengamatan. teorinya didukung oleh
pengamatan Galileo dan dibenarkan oleh perhitungan Johannes Kepler
(Lihat gambar).
John Ludwig Emil Dreyer (1852-1926) – Seorang ahli
astronomi Denmark yang menghimpun sebuah katalog utama yang memuat
hampir 8000 kelompok bintang dan Nebula. Katalog yang disusunnya disebut
Katalog Umum Baru (the New General Catalogue, NGC).
Eratosthenes (276-196 sM) – Seorang ahli astronomi Yunani yang pertama-tama mengukur besarnya
Bumi secara teliti. Ia mencatat perbedaan ketinggian Matahari di langit
sebagaimana terlihat pada tanggal yang sama dari dua tempat pada garis
utara-selatan yang jaraknya diketahui. Dari pengamatannya, ia menghitung
bahwa Bumi mestinya bergaris tengah 13.000 km. Hampir tepat dengan
angka yang sebenarnya (12.756,28 km pada katulistiwa).
Galileo Galilei (1564-1642) – Seorang ilmuwan Italia yang menciptakan revolusi dalam astronomi
dengan pengamatan perintisnya di angkasa. Dalam tahun 1609, Galileo
mendengar mengenai penciptaan teleskop dan membuat satu bagi dirinya.
Dengan itu ia menemukan kawah-kawah bulan, melihat bahwa Venus
menunjukkan fase-fase sambil ia mengitari Matahari dan menemukan bahwa
Jupiter memiliki empat buah Bulan. (Lihat gambar)
Johann Gottfried Galle
(1812-1910) – Seorang ahli astronomi Jerman yang menemukan planet
Neptunus. Dengan menggunakan perhitungan Urbain Leverrier, Galle
menemukan Neptunus pada malam hari, di tanggal 23 September 1846, tidak
seberapa jauh dari posisi yang semula diperhitungkan.
George Gamow (1904-1968) – Seorang ahli astronomi Amerika pendukung teori ledakan
besar (Big Bang). Menurut hitungannya, kira-kira 10% bahan dalam alam
semesta seharusnya adalah Helium yang terbentuk dari Hidrogen selama
terjadinya ledakan besar; pengamatan telah membenarkan ramalan ini. Ia
juga meramalkan adanya suatu kehangatan kecil dalam alam semesta sebagai
peninggalan ledakan besar. Radiasi Latar belakang ini akhirnya
ditemukan pada 1965. (Lihat gambar)
Sir William Herschel (1738-1822)
– Seorang ahli astronomi Inggris, lahir di Jerman, yang menemukan
planet Uranus pada tanggal 17 Maret 1781 beserta dua satelitnya dan juga
dua satelit Saturnus. Herscel membuat survey lengkap langit utara dan
menemukan banyak bintang ganda dan nebula. Untuk menangani pekerjaan
ini, ia membangun sebuah reflektor 122 cm, terbesar di dunia saat itu.
Survey langit Herschel itu meyakinkan bahwa galaksi kita berupa sistem
bintang berbentuk lensa, dengan kita di dekat pusat. Pandangan ini
diterima hingga jaman Harlow Shapley. (Lihat gambar)
Hipparkus (abad ke-2 sM) – Seorang ahli astronomi
Yunani yang dianggap terbesar di jamannya. Ia membuat sebuah katalog 850
bintang dengan teliti yang dibagi kedalam enam kelompok kecerlangan
atau magnitudo; bintang paling cemerlang dengan magnitudo 1 dan yang
paling lemah (yang tampak dengan mata telanjang) dengan magnitudo 6.
Suatu sistem magnitudo yang disesuaikan masih digunakan dewasa ini.
Hipparkus menemukan bahwa posisi bumi agak goyah di antariksa, suatu
efek yang disebut Presesi.
Sir Fred Hoyle (1915-….) Seorang ahli astronomi Inggris yang dikenal karena karyanya mengenai
Teori Keadaan Tunak yang menyangkal bahwa alam semesta diawali dengan
suatu ledakan besar. Hoyle menunjukkan bagaimana unsur-unsur kimia berat
dalam alam semesta tersusun dari hidrogen dan helium dengan
reaksi-reaksi nuklir di dalam bintang, dan tersebar dalam antariksa oleh
ledakan supernova. (Lihat gambar)
Edmond Halley (1656-1742)
– Seorang ahli astronomi Inggris yang di tahun 1705 memperhitungkan
bahwa komet yang terlihat dalam tahun-tahun 1531, 1607 dan 1682
sesungguhnya adalah benda yang sama yang bergerak dalam satu garis edar
tiap 75 atau 76 tahun mengedari matahari. Komet tersebut kini dikenal
sebagai Komet Halley. Dalam tahubn 1720, Halley menjadi ahli astronomi
kerajaan yang kedua, Di Greenwich ia membuat studi yang memakan waktu
lama mengenai gerakan bulan. (Lihat gambar)
Edwin Hubble (1889-1953) – Seorang ahli astronomi
Amerika yang di tahun 1924 menunjukkan bahwa terdapat galaksi lain di
luar galaksi kita. Selanjutnya ia mengelompokkan galaksi menurut
bentuknya yang spiral atau eliptik. Di tahun 1929 ia mengumumkan bahwa
alam semesta mengembang dan bahwa galaksi bergerak saling menjauhi denga
kecepatan yang semakin tinggi; hubungan ini kemudian disebut hukum
Hubble. Jarak sebuah galaksi dapat dihitung dengan hukum Hubble bila
kecepatan menjauhnya diukur dari pergeseran merah cahayanya. Menurut
pengukuran terakhir, galaksi bergerak pada 15 km/dt tiap jarak satu juta
tahun cahaya. Nama Hubble kini diabadikan pada sebuah teleskop raksasa
di antariksa yang dioperasikan oleh NASA. (Lihat gambar)
Immanuel Kant (1724-1804) – Seorang filsuf Jerman
yang pada tahun 1755 mengajukan cikal-bakal teori modern tentang tata
surya. Kant percaya bahwa planet-planet tumbuh dari sebuah cakram materi
di sekeliling Matahari, sebuah gagasan yang kemudian dikembangkan oleh
Marquis de Laplace. Kant juga berpendapat bahwa nebula suram yang
terlihat di antariksa adalah galaksi tersendiri seperti galaksi Bima
Sakti kita. Pendapat tersebut kini telah terbukti kebenarannya.
Johannes Kepler (1571-1630) – Seorang ahli matematika dan ahli Astronomi Jerman yang menemukan
ketiga hukum dasar pergerakan planet. Pertama, dan yang terpenting, ia
di tahun 1609 menunjukkan bahwa planet bergerak mengelilingi Matahari
dalam orbit eliptik, bukannya dalam kombinasi lingkaran-lingkaran
sebagaimana diperkirakan sebelumnya. Ia menunjukkan pula bahwa kecepatan
planet berubah sepanjang orbitnya, lebih cepat bila lebih dekat dengan
Matahari dan lebih lambat bila jauh. Di tahun 1619 ia menunjukkan bahwa
jangka waktu yang diperlukan sebuah planet untuk menyelesaikan satu
orbit berkaitan dengan rata-rata jaraknya dari matahari. Untuk
perhitungannya, Kepler menggunakan pengamatan Tycho Brahe. (Lihat
gambar)
Laplace, Pierre Simon, Marquis de (1749-1827) –
Seorang ahli matematika Prancis yang mengembangkan teori asal mula tata
surya yang digagas oleh Immanuel Kant. Di tahun 1796, Laplace melukiskan
bagaimana cincin-cincin materi yang terlempar dari Matahari dapat
memadat menjadi planet-planet. Perincian teori tersebut telah ditinjau
kembali, tetapi pada pokoknya tidak berbeda dengan teori-teori modern
mengenai awal-mula terjadinya tata surya. (Lihat gambar)
Henrietta Leavitt (1868-1921) – Seorang ahli
astronomi Amerika yang menemukan sebuah teknik penting dalam astronomi
untuk mengukur jarak bintang dengan memakai bintang-bintang Variabel
Cepheid. di tahun 1912 ia menemukan bahwa kecerlangan rata-rata sebuah
Cepheid berhubungan langsung dengan jangka waktu yang diperlukannya
untuk berubah, dengan Cepheid paling cemelang memiliki periode paling
lama. Jadi, dengan mengukur waktu variasi cahaya sebuah Cepheid, para
astronom dapat memperoleh kecerlangan sebenarnya, dengan demikian
jaraknya dari bintang dan planet lain dapat pula dihitung. (Lihat
gambar)
Georges Lemaitre (1894-1966) – Seorang ahli
astronomi Belgia yang pada tahun 1927 mencetuskan teori Ledakan Besar
kosmologi yang menyatakan bahwa alam semesta dimulai dengan suatu
ledakan besar dahulu kala dan bahwa sejak itu kepingannya masih terus
beterbangan. Lemaitre mendasarkan teorinya pada pengamatan Edwin Hubble
mengenai alam semesta yang mengembang.
Urbain Jean Joseph Leverrier, (1811-1877) – Seorang
ahli matematika Prancis yang memperhitungkan keberadaan planet Neptunus.
Saat memeriksa gerakan Uranus, ia menemukan bahwa gerakannya
dipengaruhi oleh sebuah planet tak dikenal. Perhitungan Leverrier
memungkinkan penemuan Neptunus oleh Johann Galle.
Percival Lowell (1855-1916) – Seorang ahli astronomi
Amerika yang memetakan saluran-saluran di Mars dan percaya tentang
adanya kehidupan di planet tersebut. Dalam tahun 1894 ia mendirikan
observatorium Lowell di Arizona guna mempelajari Mars. Lowell juga
mempercayai adanya planet di seberang Neptunus yang belum ditemukan. Ia
mulai mencarinya di langit dengan bantuan gambar foto. Planet baru itu,
kemudian dinamai Pluto, akhirnya ditemukan oleh Clyde Tombaugh pada
tahun 1930, setelah meninggalnya Lovell. Selain merupakan nama Dewa
Kematian bangsa Yunani Kuno, dua huruf awal pada Pluto juga merupakan
penghormatan untuk namanya. (Lihat gambar)
Charles Messier (1730-1817) – Seorang ahli astronomi
Prancis yang menyusun sebuah daftar berisi lebih dari 100 kelompok
bintang dan nebula. Hingga sekarang, banyak diantara objek ini yang
masih disebut dengan nomor Messier atau M, seperti M1, nebula Kepiting,
dan M31, galaksi Andromeda.
Sir Isaac Newton (1642-1727) – Seorang ilmuwan
Inggris yang melalui hukum-hukum gravitasinya membantu menerangkan
mengapa planet mengitari Matahari. Johannes Kepler juga menghitung hal
ini dengan hukumnya mengenai gerakan planet. Newton juga memberi
sumbangan penting kepada astronomi pengamatan dengan penelitiannya
mengenai cahaya dan optika. Di tahun 1668 ia membangun teleskop pemantul
(reflektor) yang pertama di dunia. (Lihat gambar)
Ptolomeus (abad ke-2 M) – Seorang ilmuwan Yunani
yang menyusun gambaran baku mengenai Alam semesta yang dipakai oleh para
ahli astronomi hingga jaman Renaissance. Menurut Ptolomeus, Matahari,
Bulan, dan planet-planet beredar mengelilingi Bumi dengan suatu sistem
yang rumit. Teori ini akhirnya ditentang dan dibuktikan kesalahannya
oleh pandangan Copernicus. Ptolomeus menulis ensiklopedi besar astronomi
Yunani yang disebut Almagest.
Pythagoras (abad ke-6 sM) – Seorang ilmuwan Yunani
yang diketahui sebagai yang pertama kalinya mencetuskan gagasan bahwa
Bumi berbentuk bola. Ia percaya bahwa Bumi terletak di pusat alam
semesta dan benda-benda angkasa lain beredar mengelilingi Bumi.
Carl Sagan (1934-1996) – Seorang ilmuwan Amerika
yang dikenal karena penelitiannya mengenai kemungkinan adanya bentuk
kehidupan diluar planet Bumi. Ia terlibat sebagai peneliti dalam
berbagai misi wahana tak berawak yang diluncurkan oleh NASA, diantaranya
adalah misi Mariner ke planet Venus dan Viking ke planet Mars. (Lihat
gambar)
Giovanni Schiaparelli (1835-1910) – Seorang ahli
astronomi Italia yang pertama kali melaporkan adanya “saluran” di
permukaan planet Mars ketika planet tersebut mendekat di tahun 1877. Ia
menamakannya canali, dari bahasa Italia yang berarti “saluran”. Ia tidak
mempercayai bahwa saluran itu adalah buatan mahluk cerdas, tetapi
penerjemahan yang kurang tepat memberi kesan yang keliru. Schiaparelli
juga menunjukkan bahwa hujan meteor mengikuti garis edar sama seperti
komet. Dari sana, ia menduga bahwa hujan meteor sebenarnya adalah puing
sebuah komet.
Marteen Schmidt (1929-….) – Seorang ahli astronomi
Amerika yang menemukan jarak-jarak kuasar dalam alam semesta. Di tahun
1963 ia mula-mula mengukur pergeseran merah dari kuasar C 273 yang
ternyata begitu besar sehingga menurut hukum Hubble ia seharusnya
terletak jauh diluar galaksi kita.
Harlow Shapley (1885-1972) – Seorang ahli astronomi
Amerika yang di tahun 1921 pertama kali menghitung ukuran sebenarnya
dari galaksi kita, dan menunjukkan bahwa Matahari tidak terletak di
pusatnya. Shapley mengajukan gagasannya dari suatu studi mengenai
kelompok globular perbintangan yang tersebar dalam suatu cincin di
sekitar galaksi kita. Dengan mengukur jaraknya dari kecerlangan bintang
yang dikandungnya, ia memperkirakan bahwa galaksi kita kira-kira
berdiameter 100.000 tahun cahaya dan bahwa Matahari terletak kira-kira
30.000 tahun cahaya dari pusatnya. (Lihat gambar)
Clyde Tombaugh (1906-1997) – Ahli astronomi Amerika
yang pada bulan Februari 1930 menemukan planet Pluto dengan
mempergunakan gambar-foto yang diambil di observatorium Lowell. Setelah
penemuan Pluto, Tombaugh melanjutkan survey foto sekeliling langit untuk
mencari planet lain yang mungkin ada, tetapi tidak menemukan sesuatu.
(Lihat gambar)
Carl von Weizsacker, (1912-….) – Seorang astronom
Jerman yang dalam tahun 1945 menggagas dasar teori-teori modern mengenai
asal mula tata surya. Ia membayangkan bahwa planet terbentuk dari
kumpulan partikel-partikel debu yang berasal dari sebuah cakram yang
terdiri dari materi yang mengelilingi Matahari saat masih muda. Teorinya
ini merupakan perubahan dari teori sebelumnya yang digagas oleh Kant
dan Laplace.
Filed under: Knowledge and Technology
Ilmuwan Islam begitu banyak memberi kontribusi bagi pengembangan
dunia astronomi. Buah pikir dan hasil kerja keras para sarjana Islam di
era tamadun itu diadopsi serta dikagumi para saintis Barat. Inilah
beberapa ahli astronomi Islam dan kontribusi yang telah disumbangkannya
bagi pengembangan `ratu sains’ itu.
Al-Battani (858-929).
Sejumlah karya tentang astronomi terlahir dari buah pikirnya. Salah satu karyanya yang paling populer adalah al-Zij al-Sabi.
Kitab itu sangat bernilai dan dijadikan rujukan para ahli astronomi
Barat selama beberapa abad, selepas Al-Battani meninggal dunia. Ia
berhasil menentukan perkiraan awal bulan baru, perkiraan panjang
matahari, dan mengoreksi hasil kerja Ptolemeus mengenai orbit bulan dan
planet-planet tertentu. Al-Battani juga mengembangkan metode untuk
menghitung gerakan dan orbit planet-planet. Ia memiliki peran yang utama
dalam merenovasi astronomi modern yang berkembang kemudian di Eropa.
Al-Sufi (903-986 M)
Orang Barat menyebutnya Azophi. Nama lengkapnya adalah Abdur Rahman
as-Sufi. Al-Sufi merupakan sarjana Islam yang mengembangkan astronomi
terapan. Ia berkontribusi besar dalam menetapkan arah laluan bagi
matahari, bulan, dan planet dan juga pergerakan matahari. Dalam Kitab Al-Kawakib as-Sabitah Al-Musawwar, Azhopi menetapkan ciri-ciri bintang, memperbincangkan kedudukan bintang, jarak, dan warnanya. Ia juga ada menulis mengenai astrolabe (perkakas kuno yang biasa digunakan untuk mengukur kedudukan benda langit pada bola langit) dan seribu satu cara penggunaannya.
Al-Biruni (973-1050 M)
Ahli astronomi yang satu ini, turut memberi sumbangan dalam bidang
astrologi pada zaman Renaissance. Ia telah menyatakan bahwa bumi
berputar pada porosnya. Pada zaman itu, Al-Biruni juga telah
memperkirakan ukuran bumi dan membetulkan arah kota Makkah secara
saintifik dari berbagai arah di dunia. Dari 150 hasil buah pikirnya, 35
diantaranya didedikasikan untuk bidang astronomi.
Ibnu Yunus (1009 M)
Sebagai bentuk pengakuan dunia astronomi terhadap kiprahnya, namanya
diabadikan pada sebuah kawah di permukaan bulan. Salah satu kawah di
permukaan bulan ada yang dinamakan Ibn Yunus. Ia menghabiskan masa
hidupnya selama 30 tahun dari 977-1003 M untuk memperhatikan benda-benda
di angkasa. Dengan menggunakan astrolabe yang besar, hingga berdiameter
1,4 meter, Ibnu Yunus telah membuat lebih dari 10 ribu catatan mengenai
kedudukan matahari sepanjang tahun.
Al-Farghani
Nama lengkapnya Abu’l-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani.
Ia merupakan salah seorang sarjana Islam dalam bidang astronomi yang
amat dikagumi. Beliau adalah merupakan salah seorang ahli astronomi pada
masa Khalifah Al-Ma’mun. Dia menulis mengenai astrolabe dan menerangkan mengenai teori matematik di balik penggunaan peralatan astronomi itu. Kitabnya yang paling populer adalah Fi Harakat Al-Samawiyah wa Jaamai Ilm al-Nujum tentang kosmologi.
Al-Zarqali (1029-1087 M)
Saintis Barat mengenalnya dengan panggilan Arzachel. Wajah Al-Zarqali
diabadikan pada setem di Spanyol, sebagai bentuk penghargaan atas
sumbangannya terhadap penciptaan astrolabe yang lebih baik. Beliau telah
menciptakan jadwal Toledan dan juga merupakan seorang ahli yang
menciptakan astrolabe yang lebih kompleks bernama Safiha.
Jabir Ibn Aflah (1145 M)
Sejatinya Jabir Ibn Aflah atau Geber adalah seorang ahli matematik Islam
berbangsa Spanyol. Namun, Jabir pun ikut memberi warna da kontribusi
dalam pengembangan ilmu astronomi. Geber, begitu orang barat
menyebutnya, adalah ilmuwan pertama yang menciptakan sfera cakrawala
mudah dipindahkan untuk mengukur dan menerangkan mengenai pergerakan
objek langit. Salah satu karyanya yang populer adalah Kitab al-Hay’ah.
Kegemilangan Observatorium Ulugh Beg
Sejatinya observatorium pertama di dunia dibangun astronom Yunani
bernama Hipparchus (150 SM). Namun, di mata ahli astronomi Muslim abad
pertengahan, konsep observatorium yang dilahirkan Hipparcus itu jauh
dari memadai. Sebagai ajang pembuktian, para sarjana Muslim pun
membangun observatorium yang lebih moderen pada zamannya.
Sejumlah astronom Muslim yang dipimpin Nasir al-Din al-Tusi berhasil
membangun observatorium astronomi di Maragha pada 1259 M. Observatorium
itu dilengkapi perpustakaan dengan koleksi buku mencapai 400 ribu judul.
Observatorium Maragha juga telah melahirkan sejumlah astronom terkemuka
seperti, QuIb al-Din al-Shirazy, Mu’ayyid al-Din al-Urdy, Muiyi al-Din
al-Maghriby, dan banyak lagi.
Ahli astronomi Barat, Kevin Krisciunas dalam tulisannya berjudul The
Legacy of Ulugh Beg mengungkapkan, observatorium termegah yang dibangun
sarjana Muslim adalah Ulugh Beg. Observatorium itu dibangun seorang
penguasa keturunan Mongol yang bertahta di Samarkand bernama Muhammad
Taragai Ulugh Beg (1393-1449). Dia adalah seorang pejabat yang menaruh
perhatian terhadap astronomi.
`’Ketertarikan dalam astronomi bemula, ketika dia mengunjungi
Observatorium Maragha yang dibangun ahli astronomi Muslim terkemuka,
Nasir al-Din al-Tusi,” tutur Krisciunas. Geliat pengkajian astronomi di
Samarkand mulai berlangsung pada tahun 1201. Namun, aktivitas astronomi
yang sesungguhnya di wilayah kekuasaan Ulugh Beg mulai terjadi pada 1408
M.
Ghirah astronomi di Samarkand mengalami puncaknya ketika Ulugh Beg
mulai membangun observatorim pada 1420. Menurut Kriscunas, berdasarkan
laporan yang ditulis ahli astronomi pada saat iru, Al-Kashi aktivitas
pengkajian astronomi di Observatorium Ulugh Beg didukung oleh tujuh
puluh sarjana. Para ahli astronomi itu mendapatkan perlakukan istimewa
dengan fasilitas dan gaji yang luar biasa besarnya.
Observatorium ini beroperasi selama 50 tahun. Sayangnya, setelah
Ulugh Beg meninggal, obeservatorium itu pun mengalami kehancuran.
Sejumlah astronom telah lahir dari lembaga itu yakni, Giyath al-Din
Jamshid al-Kushy, Qadizada al-Rumy dan `Ali ibn Muhammad al-Qashji.
Observatorium yang terakhir milik Islam dibangun di Istanbul tahun 1577,
di zaman kekuasaan Sultan Murad III (1574-1595) yang didirikan Taqi
al-Din Muhammad ibn Ma’ruf al-Rashyd al-Dimashqiy. (Heri Ruslan–Republika)
Namun siapakah pencipta Astronomi dengan segala isi ilmuNya kalau bukan Allah SWT…
Sumber : http://799m.wordpress.com/2010/07/22/%E2%80%9Ctokoh-tokoh-astronomi%E2%80%9D/
0 Comments