Dorama bertemakan comedy, romance, dan school ini menceritakan time slip yang dialami oleh pria berumur 46 tahun bernama Mitsuhiko Amano. Ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan ia tak sadarkan diri dan akhirnya mengalami time slip ini. Amano menikahi istrinya yang dulu merupakan teman semasa SMA bernama Sachiko Tsukasa. Mereka dikaruniai anak perempuan bernama Miyu. Namun demikian, bahtera rumah tangga Amano dan Sachiko berada di ujung tanduk, karena Sachiko menggugat cerai Amano akibat Amano yang selama ini tidak perhatian terhadap keluarga dan ia yang dipecat dari pekerjaannya.
Time slip terjadi kembali ke tahun 1986, di mana Mitsuhiko Amano masih duduk di bangku SMA. Ia menyukai dua gadis di sekolahnya, yaitu Sachiko Tsukasa yang nanti menjadi istrinya dan Ozawa Satsuki, seorang gadis cantik penyendiri yang suka mendengarkan musik. Amano harus memilih antara Sachiko atau Ozawa. Akhirnya, Sachiko memiliki pacar baru dan Amano pun pada awalnya seperti tidak percaya dan merasa cemburu. Kemudian, Ozawa yang mulai memendam rasa terhadap Amano pun melihat reaksi Amano yang tidak mengenakan hatinya karena ia terus memandangi Sachiko bersama pasangan barunya.
Amano akhirnya menyatakan perasaannya kepada Ozawa bahwa ia selama ini jatuh cinta kepada Ozawa. Ia juga memberitahu Ozawa mengenai time slip yang dialami dirinya. Ia sebenarnya adalah seorang pria berumur 46 tahun yang dipecat dari pekerjaannya, kemudian mengalami kecelakaan dan akhirnya time slip terjadi kembali ke masa SMA. Ozawa kaget dan tak percaya terhadap perkataan Amano dan ia merasa bahwa Amano yang ia kenal saat ini agak aneh.
Ozawa Satsuki kemudian bertanya kepada Baba, teman Amano, kapan mereka berteman pertama kali? Ia juga bertanya kepada Sachiko, mengapa ia pernah suka Amano? Ozawa penasaran apakah memang benar yang dikatakan Amano, bahwa sebenarnya ia mengalami time slip. Saat pulang ke kedai neneknya, ia juga bertanya kepada adiknya. Seperti apa sosok Amano baginya? Apakah seperti om-om? Adiknya membalas bahwa ia merasa sosok Amano lebih seperti sosok ayah.
Setelah mengetahui itu semua, Ozawa berkunjung ke rumah Amano. Amano yang terluka akibat melindungi Ozawa dari beberapa murid SMA Love, mengalami sakit kepala lalu pingsan dan ia bermimpi bahwa di kehidupannya itu, ia hidup bersama Sachiko, namun tidak ada Miyu. Kemudian, ia bermimpi lagi ia sedang berada di jalanan dan menjadi tunawisma. Saat terbangun, ia pun melihat Ozawa yang berada di hadapannya berusaha membangunkan Amano. Ia telah memikirkan perkataan Amano dan berusaha mempercayainya. Ozawa percaya mungkin saja Amano mengalami time slip dari beberapa bukti yang ada dan ia sadari. Ia juga percaya dengan perasaan Amano terhadap dirinya yang memang benar-benar menyukainya. Tiba-tiba Amano kembali merasakan sakit kepala, dan matanya semakin kabur. Sebelum ia menutup matanya, Ozawa berkata kepada Amano, kalau itu terjadi, jangan lupa ya kalau suatu saat nanti kita bertemu lagi, jangan lupa untuk menyapanya.
Akhirnya Amano bertemu dengan Ozawa yang saat itu sedang menyiapkan pembukaan tempat perawatan Himawari. Akhir yang bahagia untuk Amano di kehidupan 'kedua'nya. Amano pun senyum terharu dan hampir ingin menangis karena tak menyangka ia akhirnya bisa melihat Ozawa lagi sejak masa SMA. Ozawa yang sedang mendengarkan musik disapa oleh Amano, dan ia menawarkan earphonenya kepada Amano. Tamaatt..
Dorama ini terdiri dari 12 episode yang merupakan adaptasi dari cerita manga High Position 1986 (Haipoji). Ceritanya memang tentang kehidupan banget sih, cocok buat temen2 yang suka dorama Jepang atau bahkan drama-drama lainnya yang bergenre slice of life dan kehidupan percintaan masa SMA. Endingnya membuat saya terharu dan senang, akhirnya Amano bisa bertemu Ozawa walaupun ia tidak bisa bersama menjadi pasangan seumur hidup, yang pasti melihat mereka kembali saling menyapa saja sudah merupakan kebahagian terbesar yang bisa dirasakan. Part paling so sweet sih saat Ozawa mempercayai perkataan Amano terkait time slip dan juga perasaan cintanya selama ini, dan kata-kata terakhirnya yaitu. Kalau nanti kita berjumpa lagi, jangan lupa untuk menyapaku yaa, kata Ozawa.
0 Comments