Menurut MacArthur & Wilson 1967, srta Pianka 1970 (dalam Michael Begon, 1986), berdasarkan daya dukung lingkungannya (carrying capacity), strategi hidup ada 2 macam, yaitu strategi hidup-r dan strategi hidup-K.
1. Strategi Hidup-r
Jenis makhluk hidup dengan strategi hidup r
adalah yang mengalami pertumbuhan populasi yang cepat dengan mengabaikan
terlampaunya daya dukung lingkungannya. Makhluk
hidup yang memiliki strategi hidup r memiliki kemampuan untuk berkompetisi
rendah, namun bereproduksi lebih dini dengan jumlah anakan yang banyak dan
berkembang dengan cepat. Mereka biasanya berukuran kecil, selalu
berpindah-pindah tempat, dan memiliki waktu generasi yang pendek. Menurut
Campbell (2004) populasi makhluk hidup dengan strategi hidup r disebut juga
dengan populasi oportunistik (opportunistic
population), karena kemungkinan besar akan ditemukan dalam lingkungan yang
bervariasi, dimana kepadatan populasi berubah-ubah, atau dalam habitat terbuka
di mana individu kemungkinan besar menghadapi sedikit persaingan. Contoh: lalat
buah, tikus, capung, dan belalang(Glencoe)
2. Strategi
Hidup-K
Makhluk
hidup dengan strategi hidup K hidup di habitat yang stabil dan ukuran
populasinya mendekati daya dukung lingkungan. Makhluk hidup yang memiliki
strategi hidup K kemampuan berkompetisinya tinggi, namun bereproduksi lebih
lambat dengan jumlah anakan yang sedikit dan berkembang dengan lambat pula. Mereka
biasanya berukuran besar, jarang berpindah-berpindah tempat, dan waktu
generasinya panjang. Campbell (2004) menyatakan bahwa populasi makhluk hidup
dengan strategi hidup K disebut juga dengan populasi kesetimbangan (equilibrial population), yaitu populasi
yang cenderung akan hidup pada kepadatan yang mendekati batas sumberdayanya (K,
atau daya tampung). Contoh: gajah dan manusia (Glencoe, 2008)
Manusia pada hakikatnya adalah jenis makhuk
hidup yang berstrategi hidup K yakni yang memperhatikan batas daya dukung
lingkungan. Kalau populasinya sudah mendekati batas daya dukung maka terjadi
perubahan laju kehidupan karena pengaruh kelentingan lingkungan (environmental resistance atau environmental
resilience) yang menahan laju pertumbuhan sehingga terjadi pertumbuhan yang
berimpit dengan batas daya dukung (K). Strategi hidup “K” manusia itu ditandai
dengan lahirnya anak yang hanya seorang sekali melahirkan, bayinya yang lahir
dalam keadaan lemah, harus dilindungi, diasuh, dan dipelihara sebelum mampu
menopang hidup sendiri. Jadi secara hayati manusia harusnya tidak mempunyai
masalah dengan lingkungan hidupnya, tidak ada krisis, tidak ada pencemaran, serta
selalu berada dalam keserasian dengan lingkungannya. Jadi karena populasi
manusia yang bertambah besar itu juga meningkat pula pola hidup atau tingkat
komsumsinya, maka tuntutan terhadap daya dukung tidak saja ditentukan oleh
pertambahan populasi manusia (N), tetapi juga oleh peningkatan konsumsi atau
peningkatan tuntutan terhadap sumberdaya.
Berikut ini tabel
perbandingan antara strategi hidup K dan r
Karakteristik
|
Strategi
hidup-r
|
Strategi
hidup-K
|
Waktu
pendewasaan
|
pendek
|
panjang
|
Rentang hidup
|
pendek
|
panjang
|
Angka
kematian
|
Seringkali
tinggi
|
Umumnya
rendah
|
Jumlah
keturunan yang dihasilkan setiap peristiwa reproduksi
|
banyak
|
sedikit
|
Jumlah
reproduksi per masa hidup
|
Umumnya
satu
|
Seringkali
beberapa
|
Saat
terjadinya reproduksi pertama
|
Sangat dini
dalam kehidupannya
|
Lambat
dalam kehidupannya
|
Ukuran
anak atau telur
|
kecil
|
Besar
|
Pemeliharaan
anak oleh orang tua
|
Tidak ada
|
Seringkali
sangat ekstensif
|
Sumber:
Campbell 2004 (diadaptasi dari pianka, E.R. evolutionary Ecology, 5th ed. Menio
Park, CA: Bejamin/Cummings, 1994. Halaman 191.
DAFTAR PUSTAKA
Begon,
Mitchael. 2006. Ecology: From Individual to Ecosystems. 4th ed. Victoria:
Blackwell Publishing
Campbell,
Reece, and Mitchell. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga
Glencoe, McGraw-Hill.
2008. Biology. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
http://andam-amaranthi.blogspot.com/2013/12/strategi-hidup-r-dan-k.html
0 Comments