Tips Membuat Draft Proposal Penelitian untuk Beasiswa menurut MIT


Ditulis oleh Anwar Nasrudin
Kalijati, 8 Maret 2022

Hai Sobat!

Kalau sebelumnya kita sudah tahu cara membuat personal statement atau statement of purpose dan cara mendapatkan LoA (Letter of Acceptance) dari universitas, kali ini aku mau bahas hal yang gak kalah penting juga nih, yaitu research proposal atau proposal penelitian. Yap, proposal penelitian merupakan salah satu persyaratan penting dalam mendaftar beasiswa, terutama untuk teman-teman yang mau mendaftar jenjang PhD atau master by research.


Dalam mendaftar beasiswa, komponen yang esensial selain dari motivation letter atau personal statement adalah proposal penelitian ini. Mengapa? Tentu saja karena pihak beasiswa dapat menilai seberapa jauh kesiapan dari pelamar untuk melakukan riset dan studi, kemampuan akademik dan daya analisis terhadap literatur serta mengetahui seberapa besar signifikansi riset yang dilakukan. Sebagai contoh, beasiswa yang meminta persyaratan ini adalah beasiswa Chevening dan AAS untuk master by research di UK atau Australia dan juga beasiswa di negara Asia Timur, seperti MEXT (Jepang) dan GKS (Korea Selatan). Biasanya struktur yang ada di dalam proposal riset ini tidak jauh berbeda antara satu beasiswa dengan beasiswa lainnya, hanya ada perbedaan dalam segi format saja.


Lalu, bagaimana sih cara menyusun draft research proposal? Berikut beberapa tips yang bisa Sobat O’Sea lakukan.


Tentukan dengan jelas pertanyaan penelitian

Proposal penelitian tidak boleh hanya demonstrasi atau pengujian topik. Sobat O’Sea harus menemukan pertanyaan yang mengikuti secara logis dari garis pertanyaan yang ada atau mengisi kekosongan (gap) yang ada. Proposal penelitian kemudian harus menjelaskan pendekatan untuk menjawab pertanyaan ini atau mengisi kekosongan (gap) ini. Meminta saran kepada dosen atau teman bahkan calon supervisor dapat membantu kita untuk menghasilkan saran proposal penelitian.


Buatlah Garis besar (Outline) ruang lingkup secara konkret

Proposal penelitian harus fokus, artinya harus memiliki ruang lingkup yang dapat dicapai dan dapat diselesaikan tepat waktu. Kita juga harus yakin bahwa calon pembimbing/supervisor di universitas/departemen/fakultas kita memiliki sumber daya dan keahlian untuk melakukan penelitian yang kita sarankan. Ini akan memerlukan beberapa riset dan bahkan mungkin beberapa percakapan atau korespondensi dengan institusi yang diusulkan (jika kita belum terdaftar).


Proposal yang dibuat tidak boleh terlalu pendek. Berbagai beasiswa memiliki panjang halaman yang berbeda untuk aplikasinya, tetapi Sobat O’Sea harus memastikan untuk memberikan informasi yang cukup untuk memaksimalkan ruang ini.


Menuliskan rencana secara detail

Tidak banyak mahasiswa memasuki sekolah pascasarjana mengetahui persis apa yang mereka inginkan. Kita harus ingat, melamar beasiswa tidak selalu berarti komitmen seumur hidup. Jika hal-hal harus berubah di masa depan, itu dapat diterima, tetapi ketika melamar beasiswa, menyampaikan kepada pihak pemberi beasiswa bahwa jelas tentang apa yang kita inginkan sangat penting.


Organisasi pemberi dana seringkali mendanai mahasiswa sebagai peneliti, tidak harus mendanai penelitiannya. Ini adalah tempat bagi kita untuk menunjukkan bahwa kita memiliki pikiran yang logis. Mungkin juga bermanfaat untuk mengembangkan apa yang sudah kita ketahui atau lakukan. Sobat O’Sea harus sistematis dengan rencana yang jelas dan bahkan mungkin garis waktu (timeline) yang potensial. Pendekatan ini juga harus didorong oleh alasan kuat yang menunjukkan pemahaman kita tentang literatur yang ada tentang topik tersebut. Mengutip sumber diperbolehkan, tetapi ingat proposal penelitian bukanlah tinjauan pustaka. Singkatnya, pihak pemberi beasiswa mencari pertanyaan penelitian yang jelas, alasan mengapa pertanyaan ini penting, dan rencana tentang bagaimana kita akan menjawab pertanyaan ini.


Bahasa dan format proposal

Ingat audiens yang membaca proposal riset kita. Orang-orang sibuk yang mungkin bukan ahli dalam bidang minat atau pertanyaan spesifik kita, akan membaca proposal. Oleh karena itu, kita harus meminimalkan jargon dan menyatakan hal-hal secara sederhana dalam istilah umum (dan mendefinisikan istilah bila diperlukan). Inilah mengapa itu merupakan ide yang baik untuk membangun apa yang sudah kita ketahui. Lebih mudah untuk meminimalkan jargon pada topik yang umum, daripada yang tidak. Peninjau mungkin juga cukup familiar dengan institusi kita saat ini atau yang diinginkan saat mendaftar beasiswa serta penelitian yang dilakukan di sana (mereka bahkan mungkin anggota fakultas dari universitas tersebut) dan oleh karena itu mereka mungkin akan memiliki ide yang baik jika penelitian tersebut dapat diselesaikan.


Proposal penelitian harus disusun dengan format dengan benar dan konsisten dengan ketentuan yang diterima. Hindari "wall of text." Pertanyaan penelitian harus digarisbawahi, poin-poin penting dicetak miring, dan ide-ide besar dicetak tebal. Penggunaan poin-poin (bullets) biasanya dapat diterima. Semua pemformatan ini akan membantu pengulas yang membaca skimming dan dengan pembaca yang meninjau sejumlah besar aplikasi, mereka akan melakukan skimming. Gunakan grafik dan gambar dengan tepat, elemen visual dapat bernilai baik dengan kata-kata yang dapat menjual atau menarik, tetapi mereka juga harus relevan. Singkatnya, make it pretty!


Integrasikan aplikasi Anda

Terakhir, seperti personal statement, proposal penelitian adalah bagian dari aplikasi beasiswa dan oleh karena itu perlu menginformasikan dan diintegrasikan dengan konten dari persyaratan lainnya. Silakan lihat Writing a Successful Fellowship Proposal oleh Profesor MIT Stephen Bell untuk bantuan dan saran lebih lanjut.


Sumber: https://oge.mit.edu/finances/fellowships/fellowship-tips/drafting-a-research-proposal/

https://www.mcgill.ca/gps/students/progress-tracking/proposals

https://www.birmingham.ac.uk/schools/calgs/cal-research-proposals/tips.aspx

0 Comments

S Pink Premium Pointer Cool Blue Outer Glow Pointer