Sebanyak 108.000 bibit tanaman kelapa sawit mulai Oktiber, ditanam
bertahap pada dua unit perkebunan PTPN VIII di Kabupaten Subang. Upaya
itu dilakukan selain penambahan produksi minyak sawit (crude palm oil --- CPO), juga penyediaan pasokan cangkang sawit untuk produksi bahan bakar nabati (biofuel) di Jawa Barat.
Administratur
Kebun Tambaksari, Aan Burhanudin, di Subang, Minggu (28/10) mengatakan,
penanaman kelapa sawit dilakukan di Kebun Tambaksari dan Kebun Ciater,
baik mengonversi sebagian tanaman teh juga pada sejumlah lahan cadangan
di du perkebunan itu. "Penanaman kelap sawit itu juga melibatkan
ratusan masyarakat setempat (petani nanas) yang tadinya meminjam pakai
lahan kebu Tambaksari," ujar Aan.
Pekan ini akan ditanam kelapa
sawit pada lahan seluas 355 hekare ditambah 200 hektare lagi pada tahun
2008. Berbagai bibit kelapa sawit tersebut disediakan dari Pusat
penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan yang merekomendasi bahwa wilayah
Jalan Cagak Subang layak ditanami kelap sawit. "Kami mengharapkan pada
tahun ketiga usia tanaman kelapa sawit di kebun Tambaksari tersebut
sudah berproduksi dengan rendemen 23 persen. Pengusahaan kelapa sawit
diharapkan mampu menjadi pemasukan silang dari unit kebun, menutupi
kurang bergairahnya pengusahaan teh," katanya.
Penanaman dan
perluasan tanaman kelapa sawit di kebun Tambaksari, menurut Kaur Humas,
Roldiman, sekaligus langkah PTPN VIII mengikuti instruksi presiden dalam
upaya meningkatkan pasokan cangkang bungkil sawit untuk bahan bakar
nabati dari Jabar dan Banten. Perluasan penanaman kelapa sawit
sebelumnya sudah dilakukan pada sejumlah unit kebun PTPN VIII di Banten,
Bogor, Sukabumi dan sebagian Cianjur, sehingga kedepannya pengusahaan
komoditas menjadi lebih berimbang dengan tiga unggulan utama, kelapa
sawit, karet dan teh.
Diperluasnya penanaman kelapa sawit di
Jabar oleh PTPN VIII, dikabarkan manajemen perusahaan, akan diperkuat
dengan didirakanya unit pabrik baru di kebun Cimulang-Cikasungka ,
Bogor. Nantinya pabrik minyak sawit di pulau Jawa menjadi tiga unit,
menyusul dua unit lain masing-masing satu unit yang sudah dimiliki PTPN
VIII di kebun Kertajaya Banten, dan perusahaan swasta PT. Condong Garut
di Garut Selatan.
Pengusahaan kelapa sawit di Jabar, termasuk di
Subang, ditanggapi positif pula oleh sejumlah pebisnis agro daerah,
pasalnya, mereka berharap ikut memperoleh pasokan cangkangnya, yang saat
ini mulai banyak dicari pedagang perantara. Pebisnis agro asal
Kiaracondong Bandung, Bambang Supriatna, mengatakan, sejauh ini sejumlah
rekanan bisnisnya sudah banyak yang memesan cangkang bungkil sawit. Ini
diantaranya diperoleh dari beberapa industri di Kabupaten Bandung yang
mengisyaratkan akan melakukan pengubahan sejumlah mesin pabrik, untuk
dikonversi menggunakan bahan bakar nabati dari minyak sawit dari semula
minyak diesel."namun, karena pasokan lokal Jabar masih sangat terbatas
dan masih cukup sulit diperoleh, sejauh ini saya masih mendatangkan dari
Sumatera. Resikonya, harus ada biaya tambahan untuk menutupi ongkos
kirim, dibandingkan jka pasokan banyak diperoleh dari daerah Jabar
sendiri dapat lebih ekonomis," katanya. Akan tetapi, Bambang tak
bersedia menyebutkan, seberapa besar nilai jual cangkang bungkil sawit
yang dibisniskannya itu. Ia hanya mengatakan, berdasarkan evaluasi dari
beberapa pengusaha industri rekanannya, penggunaan bahan baku nabati
berbahan cangkang bungkil sawit pada penggunaan awal "baru mampu"
mengirit 20 persen biaya penggunaan minyak diesel.***
Source :Pikiran Rakyat
http://www.bumn.go.id/ptpn8/berita/129
0 Comments