Penulis : Ira Rahmayunita, M.Si.
Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu komoditas
perkebunan yang memiliki peluang ekonomi yang menjanjikan. Selain
berpotensi menghasilkan gula semut dari niranya, produk turunan lainnya
pun seperti kolang-kaling, ijuk, cuka, dan alkohol juga memiliki nilai
ekonomis serta dapat memberikan nilai tambah penghasilan petani sekitar
hutan.
Besarnya
potensi pasar dari produk-produk olahan aren yang salah satunya
ditandai dengan meningkatnya laju permintaan gula aren, tidak diimbangi
dengan pengembangan pohon aren sebagai bahan bakunya. Saat ini terjadi
stagnasi ketersediaan bahan baku karena penanaman aren belum intensif,
sumber nira masih mengandalkan penyadapan dari pohon yang tumbuh secara
alami. Perbanyakan pohon juga masih mengandalkan musang/luwak sebagai endozookori dan
atau mengandalkan permudaan alami sebagai sumber bibitnya. Disamping
itu, proses pemeliharaan tanaman dan pengolahan produknya pun masih
konvensional.
Untuk mengatasi hal tersebut, petani aren sebagai aktor utama dalam
pengembangan aren harus memiliki pengetahuan dan keterampilan mulai dari
penyediaan bibit (seleksi benih dan memperpendek dormansi biji),
penanaman, pemeliharaan, pengolahan produk, hingga pemasaran hasil
produknya, secara individu dan melembaga.
Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu daerah penghasil gula merah berbahan baku nira aren. Berdasarkan laporan “One Village One Product”
dari Bappeda Kab. Bandung Barat tahun 2013 dan Rencana Induk
Pembangunan Pertanian Kab. Bandung Barat tahun 2013, aren telah
ditetapkan sebagai komoditas unggulan Kab. Bandung Barat. Lokasi
perkebunan aren diantaranya berada di wilayah Kecamatan Cililin,
Kecamatan Sindangkerta, Kecamatan Rongga, dan Kecamatan Gununghalu.
Melalui
kerjasama Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB dengan Dinas Pertanian,
Perkebunan, dan Kehutanan Kab. Bandung Barat (SPK No.
800/208/DISTANBUNHUT dan 1850/PKS/I1.C02/DN/2016 tentang Peningkatan
Komoditas Unggulan dan Bioindustri Berkelanjutan di Kab. Bandung Barat),
tim dosen dari KK Manajemen Sumber Daya Hayati yang diketuai oleh Dr.
Wawan Gunawan melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul “Membangun
Kelembagaan Masyarakat Desa Hutan Kecamatan Rongga dan Kecamatan
Gununghalu Kabupaten Bandung Barat dalam Mengelola Penyediaan Benih Aren
Berkualitas”. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan petani aren khususnya di wilayah Kecamatan
Rongga dan Gununghalu Kab. Bandung Barat dalam penyediaan bibit/benih
aren yang berkualitas, kelembagaan kelompok, serta pemasaran produk
olahan aren. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2017 dengan
melibatkan kelompok-kelompok tani yang berada di wilayah Kecamatan
Rongga dan Gununghalu, Lembaga Masyarakat Desa Hutan, serta aparat
penyuluh dari Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kab. Bandung
Barat.
Dalam kegiatan ini, petani didorong untuk terlibat secara aktif dalam
diskusi kelompok terarah untuk membahas persoalan penyediaan benih,
pengolahan, pemasaran produk olahan, kelembagaan, serta hal-hal yang
dibutuhkan untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut secara efektif.
Petani juga diberi pelatihan mengenai pemilihan benih berkualitas,
pemasaran produk olahan, serta praktek pembibitan dengan memperpendek
masa dormansi biji. Adapun hasil dari kegiatan ini adalah SOP (Standard Operational Procedure)
pembibitan aren, kelembagaan kelompok petani aren, serta prototype
persemaian aren. Kelompok tani aren maupun tim dari SITH berharap agar
kegiatan ini dapat berkelanjutan. KK Manajemen Sumber Daya Hayati
kedepannya berencana akan melakukan pendampingan dan pelatihan mengenai
standarisasi pengolahan aren serta pengembangan kewirausahaan produk
olahan aren.
https://sith.itb.ac.id/en/membangun-kelembagaan-masyarakat-desa-hutan-kecamatan-rongga-dan-kecamatan-gununghalu-kabupaten-bandung-barat-dalam-mengelola-penyediaan-benih-aren-berkualitas/
0 Comments