Pendidikan, Kunci Penting Penguatan Peran Perempuan

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti (Republika)
Berbicara mengenai pendidikan tentunya akan selalu menarik. Mengapa tidak? Pendidikan merupakan suatu modal utama yang fundamental dalam membentuk karakter seseorang yang baik dan unggul. Pendidikan adalah salah satu cara bagaimana pola pikir manusia diolah dan membuat seseorang menjadi pribadi yang dapat membedakan mana yang benar dan salah.

Dewasa ini, pendidikan dinilai sebagai kunci penguatan peran dari perempuan. Pendidikan memiliki peran penting dalam mendorong penguatan peran perempuan khususnya di era digital atau sering disebut revolusi industri 4.0 dan SDGS 2030. Oleh karena itu, memperluas akses pendidikan terhadap perempuan sama dengan membuka kesempatan perempuan untuk berkarya di perekonomian baru.

Penguatan Peran Perempuan

1. Bidang Ekonomi

"Dengan membuka akses terhadap perempuan dalam pendidikan diharapkan dapat membuka kesempatan bagi perempuan di perekonomian baru," katanya dalam seminar dengan tema "Women's Participation for Economic Inclusiveness".

Amalia mengatakan pendidikan yang baik bisa meningkatkan kesetaraan perempuan dalam angkatan kerja dan memperkuat daya saing dalam menghadapi kecanggihan media berbasis teknologi informasi.

Untuk itu, ia mengusulkan adanya inisiasi sekolah perempuan di daerah pedesaan untuk mempermudah akses terhadap kegiatan ekonomi serta pemberian pelatihan ekonomi kreatif melalui pengenalan terhadap alat komunikasi terkini kepada para ibu rumah tangga.

Amalia juga mengharapkan adanya peningkatan partisipasi perempuan dalam bidang yang sebelumnya dikuasai oleh laki-laki dan terkait digitalisasi ekonomi di masa mendatang seperti sains, teknologi, teknik maupun matematika.

"Jangan lagi gagap teknologi, karena saat ini perempuan layak untuk bersekolah ke teknik, sains maupun matematika untuk belajar mengenai komputer atau programming, selain agar bidang ini tidak lagi eksklusif hanya untuk laki-laki," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Deputy Director General of ADB's Southeast Asia Department Cleo Kawawaki yang mengatakan pendidikan maupun pengembangan kewirausahaan merupakan pilar penting untuk mewujudkan kesetaraan.

"Untuk itu, masyarakat berpenghasilan rendah membutuhkan dukungan dalam pelatihan agar mampu mendapatkan pekerjaan dalam bidang teknis dan berpenghasilan yang layak," ujarnya.

Selain itu, tambah dia, teknologi mempunyai peranan penting untuk mengembangkan kualitas daya saing perempuan, agar dapat bernilai tambah kepada perekonomian, meski terdapat hambatan biaya maupun akses.

"Hambatan ini bisa diatasi melalui pengembangan keahlian sepanjang waktu, dengan pemberian fasilitas seperti asrama khusus, agar perempuan nyaman dalam menjalani pendidikan berbasis sains dan teknologi," kata Kawawaki.


REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Hari Kartini diperingati pada hari ini Jumat (21/4). Selain menyampaikan selamat memperingati Hari Kartini, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pun berpesan, agar tak ada lagi yang membeda-bedakan gender.

“Selamat hari Kartini, semoga wanita makin maju, tidak usah membeda-bedakan gender, kerja dan maju,” kata Susi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Hal yang terpenting, kata Susi, para wanita fokus untuk terus berkarya serta berusaha untuk lebih baik. “Setop memikirkan Anda wanita, and do the work,” kata dia.

RA Kartini lahir pada 21 April 1879. Kartini merupakan pahlawan yang memikirkan nasib kaum perempuan pada zamannya. Melalui pendidikan, Kartini ingin mengubah kesengsaraan hidup dan nasib kaum perempuan.

Perempuan dipandang sebagai sosok penting mengatasi kemiskinan pada anak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak Indonesia lebih berisiko kurang sejahtera jika tidak ada sosok perempuan berpendidikan dalam keluarga. Menurut laporan hasil studi terbaru di Indonesia, perempuan dipandang sebagai sosok penting dalam mengatasi kemiskinan multidimensi pada anak.
Dalam laporan terbaru yang dikeluarkan oleh lembaga penelitian SMERU, terungkap bahwa prevalensi atau tingkat kelaziman anak miskin semakin kecil ketika tingkat pendidikan perempuan dewasa dalam keluarga semakin meningkat. Anak-anak lebih berisiko menderita deprivasi multidimensi ketika tidak ada sosok perempuan dewasa yang berpendidikan dalam sebuah rumah tangga.
Deprivasi, dalam hal ini, dimaknai sebagai kekurangan atas sesuatu yang dianggap penting bagi kesejahteraan psikologis.
"Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang perempuan dewasa dalam sebuah keluarga, semakin berdampak positif terhadap kesejahteraan anak," kata Luhur Bima, peneliti senior SMERU, kepada ABC pekan lalu.
Hasil survei SMERU yang diterbitkan Januari 2019 ini menunjukkan, pada rumah tangga dengan perempuan tanpa penididikan formal, jumlah anak usia 0-23 bulan yang dikategorikan miskin sebanyak 25,71 persen.
Sementara jika dalam rumah tangga itu terdapat sosok perempuan yang mengenyam pendidikan dasar, maka jumlah anak tergolong miskin, dengan level usia yang sama, menjadi 21,55 persen.
Namun, melihat perubahan yang cukup signifikan di antara kategori perempuan dewasa berpendidikan tingkat dasar dengan perempuan dewasa berpendidikan tingkat menengah (SMP dan SMA) -yakni 12,02 persen, dan kemudian dengan tingkat di atasnya lagi - yakni 2,1 persen.
Perubahan signifikan juga terjadi pada kelompok usia anak yang berbeda. Pada rentang usia 2-4 tahun, jumlah anak miskin dalam rumah tangga dengan perempuan dewasa di antara kategori berpendidikan tingkat dasar dan berpendidikan tingkat menengah tercatat masing-masing 21,68 dan 10,71 persen, jumlah selisih yang cukup tajam. Untuk anak dengan kategori miskin dan rentan, data survei juga menunjukkan kecenderungan yang serupa (lihat tabel).
Luhur menjelaskan, dalam pola pengasuhan anak, perempuan acapkali memegang peran yang lebih besar dibandingkan laki-laki.
"Pandangan umum meyakini bahwa tugas utama laki-laki dalam keluarga adalah sebagai pencari nafkah utama, sementara perempuan bertanggungjawab mengelola rumah tangga, termasuk mengurus anak," ujarnya.
Keterkaitan deprivasi anak dan tingkat pendidikan perempuan dalam keluarga, sebut Luhur, bisa dijelaskan dengan dua argumen.
"Pertama mereka (perempuan) dapat bekerja dan menambah penghasilan keluarga. Kedua, mereka akan mengasuh anak-anak dengan tingkat pengetahuan yang lebih baik."
Pandangan tersebut juga dibenarkan oleh Vivi Yulaswati, Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial di Badan Perencana Pembangunan Nasional RI (Bappenas). Ia mengatakan, beberapa bukti terkait pengasuhan anak di keluarga menunjukkan peran perempuan yang menonjol. Karena itu, tingkat pendidikan ibu atau sosok perempuan pengasuh anak berpengaruh terhadap kesejahteraan anak itu sendiri.
"Saat anak kesulitan PR dan tugas sekolah, ibu dengan pendidikan rendah cenderung menyerah. Buntutnya kalau perempuan cepat dinikahkan dan kalau laki-laki disuruh kerja," ujarnya kepada ABC.

Meski demikian, tingginya tingkat pendidikan formal perempuan dewasa dalam satu rumah tangga bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi kurangnya risiko deprivasi anak.
Fitriana Herarti, spesialis perkembangan anak di organisasi ChildFund, mengatakan kunci utama berkurangnya deprivasi pada anak semata-mata bukan pada tingkat pendidikan ibu.
"Tapi pada 'kemauan' ibu untuk belajar dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh. Banyak sekali relawan di organisasi kami yang hanya lulus SD dan SMP tetapi kemudian menjadi motor penggerak di masyarakat," utaranya kepada ABC.
"Namun kenyataan ini tidak berarti bahwa pendidikan formal tidak penting ya," imbuhnya.



4 Hal Mengapa Perempuan Harus Sadar Pendidikan

Pendidikan dipercaya sebagai salah satu motor penggerak perubahan sosial. Bagi perempuan, pendidikan adalah kunci menuju kehidupan yang lebih baik. Seperti apa yang telah disampaikan Kartini tentang pentingnya pendidikan, itu adalah modal awal untuk pemberdayaan dan kemajuan suatu bangsa ke depan.
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa perempuan itu harus sadar pendidikan1.

Meningkatkan Kesejahteraan

Laporan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi perempuan di dalam angkatan kerja dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi2. Untuk memasuki dunia kerja, tentunya perempuan harus memiliki pendidikan yang mencukupi. Dengan begitu, tingkat kesejahteraan diri sendiri maupun keluarga dapat ditingkatkan.

Mengurangi Angka Kematian

Kesadaran pendidikan bagi perempuan memiliki dampak terhadap penurunan angka kematian ibu hingga 66%. Ini setara dengan menyelamatkan sekitar 189.000 nyawa ibu (UN Women, 2015). Hal ini ditengarai oleh semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh oleh perempuan yang diiringi dengan menurunnya angka risiko kematian akibat hamil dan melahirkan pada usia yang terlalu muda3.

Anak yang Cerdas lahir dari Ibu yang Berpendidikan

Sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa anak yang cerdas lahir dari ibu yang cerdas. Kecerdasan seorang ibu juga bisa meningkatkan usia kesempatan anak untuk hidup melewati usia lima tahun. Selain itu, perempuan yang berpendidikan akan paham pentingnya pendidikan. Sehingga saat menjadi ibu ia akan menjadi pendukung utama pendidikan bagi anak-anaknya.

Mencegah Perdagangan Manusia

UN Women4 menyebutkan bahwa perempuan miskin dan tidak berpendidikan sangat rentan mengalami perdagangan manusia. Dengan meningkatkan kesadaran akan pendidikan, niscaya perdagangan manusia—khususnya perempuan—dapat dicegah.
Terlepas dari keempat hal di atas, sebenarnya pendidikan memiliki cakupan manfaat yang lebih luas. Bukan hanya pada kehidupan diri perempuan itu sendiri melainkan meliputi keluarga, komunitas, bangsa, dan negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perempuan berhak memperoleh pendidikan yang sama dengan laki-laki, hal tersebut juga tidak bertentangan dengan kitab suci Alquran di agama Islam.

Demikian dikatakan Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Sanaullah.

"Sebagaimana tertulis dalam Alquran, perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama dalam menerima pendidikan, mereka diperlakukan sama," katanya di Jakarta, Kamis (6/12).

Menurut Sanaullah, melalui pendidikan akan muncul ilmu pengetahuan, yaitu ilmu yang berdasarkan fakta dan eksistensi.

"Eksistensi tersebut menjelaskan tentang keberadaan Tuhan serta aspek-aspek lain, sehingga tidak boleh ada larangan terhadap perempuan untuk memperoleh aspek pendidikan," tambahnya.

Dalam hal ini, Sanaullah berpendapat bahwa peran keluarga sangat penting dalam melindungi anak-anak perempuan dalam kesehariannya, sehingga mereka mendapat pendidikan yang layak sebagaimana mestinya.

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar, mengatakan hal yang tidak kalah penting dari pendidikan untuk perempuan adalah mengenai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

"Perempuan juga harus melek terhadap IPTEK, karena sangat diperlukan untuk menunjang pengetahuan mereka," ujarnya.

Kesetaraan pendidikan merupakan salah satu isu yang dibicarakan dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-4 Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jakarta, karena dinilai sangat penting untuk kemajuan perempuan.

EduCenter merupakan mall edukasi pertama di Indonesia dengan konsep “one st op excellence of education”. Dengan lokasi yang str ategis, dikelilingi 45 institusi pendidikan dan 4 cluster perumahan elit di BSD, EduCenter memiliki tujuan menjadi solusi dari masalah pendidikan anak zaman kini, yakni menghabiskan terlalu banyak waktu dan energi untuk berpindah-pindah dari satu kursus ke kursus lainnya.Seperti la yaknya sebuah mall, EduCenter memiliki banyak hal untuk ditawarkan seperti restoran, food court, taman bermain anak, dan tentu saja banyak tempat kursus terkemuka. Apple Tree Pre-School, UniSadhuGuna, Far abi Music School, Binary Kiddo, CMA Mental Arithmetic, Shane Learning Centre, Calculus, Flamingo Studio, Ku- mon, Wow Art Studio, Far East Education, hanyalah beberapa di antaranya.Dengan konsep yang revolusioner dan terintegrasi, EduCenter memberikan nuansa yang menyenangkan bagi para generasi muda untuk menikmati pengalaman belajar yang sempurna.

#educenterid

Referensi:
  • https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/18/08/03/pcw66h284-pendidikan-dinilai-kunci-penting-penguatan-peran-perempuan 
  • https://republika.co.id/berita/ooqjor382/hari-kartini-menteri-susi-pudjiastuti-setop-memikirkan-anda-wanita 
  • https://republika.co.id/berita/plpw82382/perempuan-berpendidikan-cegah-anak-indonesia-jadi-miskin
  • http://www.prestasi-iief.org/index.php/id/feature/119-4-hal-mengapa-perempuan-harus-sadar-pendidikan

0 Comments

S Pink Premium Pointer Cool Blue Outer Glow Pointer